Sabtu, 01 Juni 2013

Penelitian Kembali Ungkap Manusia dari Bangsa Kera

Penelitian Kembali Ungkap Manusia dari Bangsa Kera
Peneliti seolah tak bosan-bosannya melakukan pengamatan dan studi untuk mencari kemiripan antara manusia dengan primata (bangsa mamalia yang meliputi kera atau monyet). Baru-baru ini, penelitian di Inggris menemukan bahwa 1 dari 13 orang memiliki kaki mirip simpanse.

Dilansir Newscientist, Jumat (31/5/2013), penelitian bermula dari ketidaksetujuan Jeremy DeSilva dan Simone Gill di Boston University pada textbooks (buku-buku pelajaran) bahwa kaki manusia lebih efisien untuk berjalan. Sementara kera, memiliki kaki yang fleksibel dan cocok untuk memanjat pohon dan bergerak di pohon.

Kedua peneliti ini meminta 400 orang dewasa untuk berjalan-jalan di sekitar Boston Museum of Science. Gerakan berjalan para relawan ini kemudian di teliti dan difilmkan.

Peneliti menemukan bahwa 8 persen orang memiliki beberapa fleksibilitas, seperti yang terlihat pada kera penghuni pohon. Studi ini dilaporkan dalam American Journal of Physical Anthropology.

Peneliti mengamati pada anatomi kaki manusia, yang menurutnya memiliki kesamaan dan fleksibel seperti simpanse. "Saya terkejut dengan ini," ungkap DeSilva.

Robin Huw Crompton di University of Liverpool, Inggris mengatakan, kaki fleksibel telah ada sejak awal spesies manusia. Kaki fleksibel ini menurutnya sebagai peninggalan dari spesies yang dahulu tinggal di pepohonan. 

Lebih lanjut ia mengatakan, fitur lainnya pada kaki manusia yang telah hilang antara lain pada jari-jari kaki untuk kekuatan mencengkeram. Sementara simpanse, misalnya, memiliki jari-jari kaki yang saling berlawanan untuk mencengkeram.

Crompton percaya pada kebanyakan kaki manusia bisa menghasilkan fleksibilitas dalam keadaan tertentu serta stabilitas yang sangat penting. Desilva memiliki teori lain, menurutnya, kaki fleksibel mengakibatkan kemampuan berjalan yang kurang efisien.

Menurutnya, kaki fleksibel akan menjadi kerugian setelah nenek moyang manusia meninggalkan pohon sebagai habitatnya. "Dugaan saya adalah bahwa kita mendapatkan lebih banyak variasi daripada sebelumnya, mungkin karena sepatu berdampak pada anatomi kaki," pungkasnya.




Sumber : Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar