Protes anti-pemerintah di Turki tidak juga mereda. Sebagian pihak menduga protes tersebut dapat dimanfaatkan militer Turki untuk meningkatkan pengaruhnya.
Militer Turki selama ini dilihat sebagai penjaga prinsip sekuler di negara itu. Mereka akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang dianggap mengancam sekulerisme.
Namun, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan berhasil menjinakkan ancaman militer. Dia memecat jenderal-jenderal berpengaruh dan mencegah kudeta militer.
“Sepanjang pekan, banyak laporan menyebutkan militer juga ikut bersikap anti-pemerintah,” ujar pengamat kawasan Timur Tengah asal Amerika Serikat (AS), Collins Dunne, seperti dikutip Guardian, Selasa (4/6/2013).
“Beberapa tentara terlihat membantu demonstran dan melawan polisi. Mereka bahkan memberikan masker gas untuk para pendemo,” lanjutnya.
Hubungan buruk antara Erdogan dengan militer membuatnya kesulitan menghadapi aksi protes. Padahal, polisi mulai terlihat kewalahan menghadapi demonstran.
“Banyak foto memperlihatkan polisi tidur di jalanan. Mereka mulai lelah,” ujar jurnalis AS, Claire Berlinski.
Demonstrasi anti-pemerintah di Turki tidak diterima dengan baik oleh komunitas Kurdi. Mereka takut aksi protes dapat mengancam perdamaian Turki-Kurdi.
Sebagian besar demonstran memang menggunakan atribut nasionalisme Turki. Mereka mengibarkan bendera Turki dan membawa foto pendiri Turki, Mustafa Kemal Attaturk.
Kelompok nasionalis Turki selama ini menolak negosiasi dengan separatis Kurdi. Mereka menganggap negosiasi tersebut melanggar kedaulatan Turki.
“Kami tidak ingin peristiwa di Taman Gezi mengancam proses perdamaian (Turki-Kurdi), ujar salah satu tokoh oposisi Turki, Selahattin Demirtas, seperti dikutip Guardian, Selasa (4/6/2013).
Demirtas berasal dari Partai Demokrasi dan Perdamaian (BDP). BDP memang dikenal sebagai partai beraliran kiri yang pro-Kurdi.
Namun ada juga pendukung Kurdi yang bersikap optimis terhadap protes anti-pemerintah yang sedang terjadi. Mereka merasa protes tersebut dapat menyatukan kelompok yang berseberangan dalam isu Kurdi.
“Selama ini perbedaan anatara kelompok sayap Kanan dan Kiri di Turki adalah dalam isu Kurdi. Saat protes kita berteriak bersama-sama, semoga kita dapat segera memulai dialog,” ujar pemimpin BDP, Onur Aygunes. (Okezone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar