Trend Kasus pembunuhan terkait tuduhan sihir di Papua Nugini (PNG) melonjak sepanjang tahun 2013. Sebagaimana di wartakan laman Poskota, pembunuhan tersebut lebih sering terjadi, makin menyebar ke daerah-daerah yang sebelumnya belum pernah mengalaminya, dan menjadi makin sadis.
Demikian terungkap dalam sebuah konferensi di Goroka, PNG, yang berlangsung pekan ini. Konferensi bertujuan mencari cara menghentikan pembunuhan tersebut.
Dilaporkan, dalam salah satu kejadian, seorang perempuan dibakar hidup-hidup di jalan raya di salah satu kota paling besar di PNG.
Masih banyak yang mempercarai ilmu sihir di PNG, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi pun percaya bahwa kekuatan supernatural bisa digunakan untuk menyakiti atau membunuh.
Konferensi di Goroka ini akan mengajukan rencana komprehensif bagi pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.
Pendeta Jack Urame dari Melanesian Institute mengatakan, peningkatan kasus pembunuhan ini kemungkinan akibat melemahnya masyarakat tradisional dan kurangnya pembangunan.
“Kurangnya pembangunan jelas terlihat di banyak tempat, sementara orang memiliki harapan untuk mencapai hidup yang lebih baik,” ucapnya, “Namun, bila harapan ini tak terpenuhi, mereka beralih ke ilmu sihir untuk mencari jawaban atau sebagai jalan pintas.”
Ume Wainetti, dari Komite Anti Kekerasan dalam Keluarga dan Kekerasan Seksual, mengatakan perlu diambil tindakan tegas menyikapi kejadian-kejadian ini.
“Kebanyakan dari kita tak berbuat apa-apa atau terlalu takut untuk berbicara. Dalam dua tahun terakhir, kita lihat makin banyak perempuan yang dibunuh,” jelasnya.
Salah satu korban yang beruntung selamat adalah Sr Regina Arre, dari Propinsi Chimbu. Tahun 2012 lalu, iparnya meninggal dunia, dan keluarga suaminya menuduh Arre menggunakan ilmu sihir untuk membunuh sang ipar.
Arre, yang berusia 24 tahun, menceritakan kejadian mengerikan yang menimpanya di depan mereka yang hadir di konferensi di Goroka.
“Mereka letakkan pisau di leher saya, dan mereka bilang kamu harus buka mulut dan mengatakan, saya melakukan ini,” ceritanya.
Saat ia menolak membuka mulut, para pelaku menyiksanya dengan besi panas. “Mereka mau bakar saya hidup-hidup, tapi Tuhan tak mau saya mati, saya ingin ini dibuka ke publik.”
Dalam konferensi ini, diceritakan korban pembunuhan atas tuduhan praktek sihir seringkali berjenis kelamin perempuan, dan merupakan anggota masyarakat yang paling rentan, seperti lansia, janda, dan anak yatim piatu.
Kematian yang sulit dijelaskan, seringkali dianggap akibat ilmu sihir, dan saudara orang yang meninggal mencari orang yang bisa disalahkan, dan bisa menjadi sasaran balas dendam.
Banyak penduduk Papua Nugini yang percaya ilmu sihir yang mereka sebut “Sanguma”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar