Hubungan dan pernikahan sesama jenis tidak hanya dilarang dalam Islam, tetapi juga agama-agama samawi lainnya. Karena itu, para cendekiawan Muslim di Halifax pun mengecam keras gagasan masjid untuk kaum homoseksual dan transgender ini. “Apa yang dikatakan Al Quran sudah sangat jelas, seperti juga halnya dalam Injil, homoseksualitas tidak dapat dibenarkan,” kata Jamal Badawi, seorang profesor emeritus di Universitas Saint Mary, Halifax.
Sekelompok homoseksual Kanada menyatakan niat mereka membangun masjid ‘persatuan’ tempat orang-orang gay, transgender, dan imam perempuan bisa beribadah secara terbuka. Lokasi masjid tersebut rencananya bakal didirikan di Kota Halifax, Provinsi Nova Scotia, yang terletak di wilayah timur Kanada.
Menurut Hussein, pendirian masjid persatuan ini bertujuan agar kaum gay dan transgender Muslim punya kesempatan untuk beribadah di tempat yang bisa membuat mereka merasa nyaman.
“Anda bisa saja menjadi seorang homoseks. Tapi sayanganya, Anda tidak dapat menegaskan identitas Anda ketika berada di ruang keagamaan seperti masjid,” ujar Syed Adnan Hussein, anggota dari kelompok Muslim yang berencana membuka masjid tersebut, seperti dikutip dari onislam.net dan republika, Sabtu (14/12).
Tak hanya itu, masjid ini nantinya juga memungkinkan perempuan untuk mengimami shalat berjamaah. Meskipun tidak ada angka yang akurat tentang jumlah kaum gay atau transgender Muslim di Nova Scotia, Hussien menilai keberadaan tempat beribadah semacam ini penting buat mereka. “Bagi saya, ini tidak hanya akan berdampak pada kehidupan agama mereka, tetapi di luar arena spiritual juga,” katanya.
Umat Muslim Kanada saat ini diperkirakan mencapai 2,8 persen dari total 32,8 juta penduduk negara Amerika Utara itu. Dengan kata lain, agama Islam menempati posisi kedua terbesar di Kanada, setelah Kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar