Demo Mesir, Reuters |
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan pemerintah Republik Indonesia sangat prihatin atas perkembangan kondisi terkini di Mesir yang semakin memburuk. Masyarakat internasional harus mendesak kekerasan di Mesir segera diakhiri.
"Penggunaan kekerasan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tidak akan menyelesaikan permasalahan di negeri itu," kata Marty di Jakarta, Rabu (14/8).
Sementara itu Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kairo, Mesir Nugroho Yuwono, menyatakan sejauh ini belum ada laporan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban atau terkena dampak fisik dari bentrokan antarpendukung tersebut.
Dia menyebutkan, terdapat empat mahasiswa yang sebelumnya telah dievakuasi dari tempat tinggalnya persis di Rabaah ke tempat yang aman, saat ini ternyata kembali lagi ke Rabaah. KBRI akan meminta bantuan pemerintah setempat untuk mengeluarkan mereka dari sana.
Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengingatkan seluruh WNI untuk menghindari tempat-tempat di Mesir yang menjadi lokasi bentrokan dan tidak ikut-ikutan dalam konflik di dalam negeri itu.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin Gehad El-Haddad hari ini kembali mengklaim korban tewas dari pendukung Muhammad Mursi mencapai 600 orang dan 5.000 lainnya luka.
Pasukan keamanan Mesir hari ini mendesak paksa para pendemo yang mendirikan kemah atau tenda-tenda di Ibu Kota Kairo untuk membubarkan diri, seperti dilansir surat kabar Russia Today, Rabu (14/8).
Saksi mata menyebut 15 korban tewas. Sementara jurnalis kantor berita AFP menghitung korban tewas ada 43 orang. AFP menyebut korban tewas yang kini berada di kamar mayat sementara di tenda-tenda di dekat masjid Rabiah meninggal karena luka tembak.
Sedangkan petugas medis menyatakan sedikitnya enam orang tewas dan 26 lainnya luka.
Sumber : Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar