Bongkahan es di Sungai Yukon, Alaska, mulai mencair pada Rabu, 29 Mei 2013 dan memaksa warga untuk segera mengungsi. Pantauan udara melaporkan, bongkahan es telah patah dan tertahan di sungai sepanjang 30 mil (48 kilometer).
“Itu berarti es akan mencair dan membanjiri hingga kota Gelena yang terletak 20 km dari hulu dan mengancam memecah tanggul yang melindungi bandara dari banjir,” ujar Ed Plumb, dari Dinas Cuaca Nasional pada Daily Mail Kamis, 30 Mei 2013.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, tapi sebagian besar warga kehilangan rumah dan mereka terpaksa mengungsi. Kini, kota itu bak kota mati. Tak ada listrik, air bersih, dan jaringan komunikasi.
Menurut Kevin Ray, warga setempat, banjir ini bukanlah yang pertama bagi mereka. Namun, kali ini, air meningkat begitu cepat, sampai-sampai rumah panggung pun turut kebanjiran.
Bencana ini meninggalkan trauma yang mendalam. Kini, pemerintah setempat akan mengeluarkan status darurat bencana dan akan membangun kembali kota mati itu.
Bencana ini seolah menjadi teguran bagi manusia. Pemanasan global yang tak terbendung lagi memaksa es-es mencair dan membanjiri rumah warga. Es sepanjang 48 kilometer saja telah mampu menimbulkan bencana yang besar. Lantas, bagaimana jika es-es di kedua kutub mencair semua? Tentu tak ada yang bisa membayangkan kedahsyatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar