Diduga karena malu, akibat hasil hubungan gelapnya terbongkar, sebut saja Mawar (16), siswi kelas 3 SMA di Kecamatan Pundong Bantul, DIY menyembunyikan bayi laki-laki di dalam lemari.
Kejadian ini terungkap setelah ibu Mawar, T, menemukan bayi saat akan mencari laptop di dalam lemari baju anak tunggalnya tersebut. Karena kondisi lemah dia langsung berusaha menyelamatkan bayi tersebut kepuskesmas Pundong II
Berdasarkan penuturan Kepala Puskesmas Pundong II, Kardiyem mengungkapkan, bayi tersebut dibawa oleh Tukijo ke Puskesmas Pundong II sekitar pukul 09.00 WIB kemarin (21/11/2013).
"Kondisinya sudah lemah, beratnya hanya 2,2 kilogram, dan kami rujuk ke rumah sakit panembahan senopati," katanya.
Dijelaskannya bayi dengan panjang 42 cm sudah lahir sejak beberapa hari lalu, hal itu ditengarai dari tali pusar yang sudah kering. "kemungkinan sudah tiga hari, karena tali pusarnya sudah kering,"imbuhnya.
Sementara terpisah dokter spesialis anak RSUD panembahan senopati dr Larasati mengatakan bayi yang dibawa ke rsud sudah dalam keadaan lemah dan dehidrasi akut.
"Bayi kedinginan dan suhu tubuhnya mencapai 35 drajat celcius, sehingga memerlukan inkubator dan oksigen,"ucapnya.
Setelah mendapatkan perawatan selama satu jam, bayi malang tersebut mampu bergerak aktif dengan kulit mulai memerah.
Mendapat Cuti Belajar
Mawar (bukan nama sebenarnya), siswi penyimpan bayi di lemari, mendapat cuti belajar di sekolah selama tiga bulan. Siswi kelas III SMA Di Pundong, Bantul, DIY, itu mendapat cuti belajar untuk mengurus bayi yang baru dilahirkannya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Atas (Dikmentas) Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul, Suhirman, mengatakan, sudah memberikan rekomendasi kepada sekolah yang bersangkutan untuk memberi izin kepada Mawar.
"Itu semua diberikan agar yang bersangkutan fokus terhadap perawatan seusai melahirkan dan kesehatan bayi," katanya.
Meski direkomendasikan cuti, namun pihaknya tidak melarang jika Mawar ingin masuk sekolah. Kebijakan itu dilakukan, karena pihaknya mendorong siswi tersebut menyelesaikan pendidikannya.
"Saya tegaskan ini pembinaan bukan skorsing," ucapnya.
Sementara itu, para wakil rakyat mendukung langkah Dinas Pendidikan yang tidak merekomendasikan siswi tersebut dikeluarkan dari sekolah. Anggota Komisi D DPRD Bantul, Jupriyanto, mengatakan tidak tidak ada aturan siswi melahirkan dilarang sekolah.
"Selama ini aturannya untuk siswa atau siswi yang sudah menikah," jelasnya.
Politikus PKS itu menyarankan jika siswi tersebut malu melanjutkan sekolah, bisa mengikuti program kesetaraan. “Jika merasa kurang nyaman, bisa mengambil jalur lain seperti Paket C atau PKBM yang cukup banyak di Bantul,” ucapnya.
Jupriyanto menilai kasus tersebut merupakan peringatan terhadap dunia pendidikan di Bantul. Untuk itu, pemerintah dan Dinas Pendidikan didorong melakukan upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.
"Kejadian ini cukup memprihatinkan bagi citra pendidikan di Bantul. Bisa jadi ini adalah warning yang mungkin masih banyak kejadian serupa tapi tidak terungkap," pungkasnya.
Mereka Akan di Nikahkan
Kanitreskrim Polsek Pundong, Bripka Winardi, mengatakan, dua belah keluarga sepakat untuk menikahkan siswi kelas III SMA di Pundong, Bantul, DIY, itu. Sementara, bayi yang sempat disimpan di lemari saat ditinggal sekolah akan dirawat keluarga laki-laki.
“Dari kesepakatan kedua keluarga, mereka sepakat untuk menikahkannya. Dari laki-lakinya malah berkeinginan mengambil bayinya, kemudian meminta supaya perempuan itu fokus ke sekolah. Jadi gak ada masalah,” katanya.
Dari hasil pemeriksaan tidak ada unsur kriminalitas, Mawar yang baru berusia 16 tahun itu merawat bayinya secara normal. Mawar tinggal sendiri di rumah karen aibunya bekerja di luar negeri.
Sehingga saat berangkat sekolah bayi mungil itu disimpan di lemari pakaian. Beruntung bayi tersebut tidak sampai meninggal. "Karena di rumah tersebut tidak ada orang lain, sementara siswi itu harus berangkat sekolah, maka bayi tersebut disimpan dalam lemari," imbuhnya.
Sumber : Okezone
Sumber : Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar