Rencana penutupan kawasan lokalisasi prostitusi Dolly di Kota Surabaya memaksa para pekerja seks komersial (PSK) yang selama ini bekerja di sana berbaur dengan warga yang menolak penutupan untuk berunjuk rasa di jalan.
Pemandangan itu pula yang terjadi sejak Rabu (18/6/2014) pagi hingga siang ini. Banyak PSK yang mengenakan masker dan topi untuk menutupi wajahnya karena ikut berdemo. Mereka membawa berbagai perlengkapan dapur dan memukul-mukulnya hingga menimbulkan kegaduhan.
Dibalik kegaduhan demo tersebut, perlu kita ketahui pula tarif yang di pasang dalam sekali berkencan di Dolly tersebut.
Tarif bercinta di kompleks lokalisasi prostitusi Dolly berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 250.000 untuk sekali kencan dengan durasi satu jam. Itu belum termasuk uang tips untuk PSK, jasa mucikari pengantar tamu, serta penghubung tamu dengan PSK.
"Tidak ada kenaikan tarif kencan, sama dengan hari biasa," kata salah seorang mucikari yang mengaku bernama Arif.
Menurut Arif, besaran tarif tesebut berlaku untuk semua PSK di wisma Gang Dolly. Sementara di wisma yang tersebar di Jalan Jarak bisa lebih murah. Tarif sekali kencan hanya antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000. Murahnya tarif kencan itu karena PSK di sana sebagian besar sudah berusia 35 tahun ke atas. "Biasanya yang punya uang terbatas, tapi memaksa ingin kencan, ya di Jarak," tambahnya.
Sebelumnya, kata Arif, PSK di Dolly bisa di-booking ke luar wisma, tetapi karena kerap kejadian PSK melarikan diri, maka sejak beberapa bulan ini pemilik wisma sepakat untuk melarang PSK diajak berkencan di luar wisma. "Risikonya besar kalau diajak keluar oleh tamu," ujarnya.
Terkait rencana penutupan Dolly, Arif menegaskan tetap menolaknya. Dia yakin aktivitas prostitusi di Dolly akan tetap buka seperti biasa, meskipun Rabu besok akan ditutup oleh pemerintah.
"Kami tetap buka sampai sehari menjelang puasa, lalu libur sebulan, dan buka lagi setelah Lebaran," tegas pria yang mengaku sudah lima tahun menjadi mucikari di Gang Dolly ini.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar