Tim peneliti dari St Michael’s Hospital di Toronto, Kanada menemukan, orang dewasa yang bertubuh kurus 1,8 kali lebih berisiko mengalami kematian dini daripada mereka yang berat badannya normal.
Risiko yang sama hanya ditemukan 1,2 kali lebih tinggi pada orang obesitas. Pada orang gemuk, risikonya 1,3 kali lebih tinggi.
Selama ini obesitas dianggap “sarang penyakit.” Orang-orang dengan berat badan berlebih disebut lebih rentan serangan jantung dan stroke, penyebab banyak kematian di dunia.
Namun, hasil penelitian terbaru menyatakan sebaliknya.
Orang-orang bertubuh kurus diketahui lebih rentan terhadap penyakit paru-paru dan jantung. Mereka juga rentan jatuh sehingga banyak luka karena massa otot yang kurang. Tak hanya itu, orang kurus juga lebih berisiko bunuh diri akibat penyakit mental seperti depresi seperti yang diberitakan laman Vivanews.
Sementara itu penyakit yang banyak menghinggapi para pemilik berat badan berlebih hanya diabetes, jantung, hipertensi, dan stroke.
Hasil itu didapat dari pengategorian berat badan yang didasarkan pada body mass index (BMI). Itu merupakan indeks sederhana untuk mengindikasikan lemak tubuh.
Baik pria maupun wanita, BMI yang dianggap sehat adalah angka 18,5 sampai 24,9. Di atas itu, 25,0 hingga 29,9 dianggap gemuk. Jika angkanya 30 atau lebih, artinya orang itu obesitas.
BMI di bawah angka 18,5 mengindikasikan orang kurus, dan bila angkanya di bawah 16 artinya orang itu terlalu kurus.
Di tahun 2010, Centers for Disease Control and Prevention menemukan hampir 2 persen orang dewasa di Amerika Serikat memiliki BMI 18,5.
Menurut Dr Joel Ray, penulis utama studi di Kanada selama ini perhatian banyak tertuju pada orang-orang obesitas. Masalah yang mungkin menjangkiti orang-orang kurus, terabaikan.
Faktor-faktor yang membuat orang kekurangan bobot tubuh, antara lain: kekurangan gizi, penggunaan narkoba atau alkohol, rokok, kemiskinan, dan kesehatan mental. Masalah itu rentan kematian dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar